Text
NAMAKU HIROKO
“Diskriminasi Terhadap Perempuan Dalam Novel Namaku Hiroko Karya Nh. Dini”. Tujuan dari dibuatnya skripsi ini adalah untuk mengetahui bentuk dan perilaku pendiskriminasian yang dialami oleh tokoh perempuan dalam novel namaku Hiroko. Novel biasanya banyak bercerita tentang kehidupan social suatum asyarakat dengan mengangkat berbagai tema kehidupan salah satunya adalah diskriminasi terhadap kaum perempuan. Diskriminasi adalah tindakan atau perlakuan berbeda yang melanggar hak azasi manusia berupa kekerasan, pelecehan, pembatasan ataupun pengucilan yang didasari factor ras, agama, dan gender. Setiap perlakuan tersebut disebu ttindakan diskriminatif. Novel namaku Hiroko karya novelis Indonesia Nh. Dini adalah salah satu contoh novel yang mengangkat tema tersebut.Nh.Diniadalah novelis Indonesia yang pernah tinggal selama 3 tahun di jepang karena mengikuti suaminya sebagai duta besar disana.kisah dalam novel ini bersetting setelah perang dunia kedua. Kemungkinan besar Nh. Dini melihat kehidupan tokoh perempuan di Jepang yang selalu mengalami diskriminasi. Novel namaku Hiroko ini bercerita tentang tokoh Hiroko yang berjuang untuk mendapatkan kebebasannya sebagai perempuan. Hiroko berasal dari Kyushu dan kemudian bekerja di kota Kobe berkat ajakan temannya yaituTomiko. Lewat Tomiko lah Hiroko mulai mengenal kehidupan di luar dan dikota.Hiroko awalnya hanya diam dan menerima diskriminasi yang dialaminya. Karena, Hiroko menganggap itu sebuah kebiasaan dan harus dilakukan dengan sikap yang sangat tunduk dan taat. Akhirnya Hiroko mulai mengubah pendapatnya, lalu menganggap hal itu adalah sebuah ketimpangan. Dia merasa berhak atas pilihan dan kebebasan hidupnya.Hiroko dan tokoh-tokoh perempuan lainnya dalam novel ini sering mengalami diskriminasi. Perempuan sering diperlakukan sebagai pelengkap dan kebebasannya sering dibatasi. Berdasarkan kepercayaan masyarakat Jepang, konfusionisme dan shintoisme adalah kepercayaan yang cukup mempengaruhi kehidupan sosial di Jepang dan cukup berdampak juga mengapa perempuan Jepang kerap mengalami diskriminasi. Setelah perang dunia kedua, hal tersebut tidak lagi berlaku. Dengan diberlakukannya sebuah undang-undang yang mengatur kehidupan setiap orang, berisi“ Semua orang sama menurut undang-undang dan tidak akan ada diskriminasi dalam hubungan politik, ekonomi atau social dikarenakan ras, kepercayaan, jenis kelamin, status social ataupun asal keluarga.” Bentuk diskriminasi yang dialami tokoh perempuan di dalam novel namaku Hiroko terdiri dari diskriminasi dalam keluarga, diskriminasi dalam dunia pendidikan, diskriminasi dalam masyarakat. Bentuk diskriminasi terhadap perempuan di dalam keluarga dialami oleh Hiroko, Ibu Hiroko, majikan Hiroko dan keluarga salah satu teman yang pertama ketika dia bekerja sebagai pembantu rumah tangga pertamakalinya dan Hiroko sendiri juga mengalaminya. Perilaku diskriminasi tersebut berupa marginisasi, bebanganda, subordinasi dan kekerasan. Bentuk diskriminasi terhadap perempuan dalam dunia Pendidikan dialami oleh Hiroko sendiri ketika umurnya masih 14 tahun berupa pembatasan untuk meraih Pendidikan lebih tinggi. Perilaku yang terjadi dalam bentuk ini adalah berupa pembatasan dalam dunia Pendidikan oleh karena stereotype bahwasannya perempuan tidak perlu bersekolah tinggi. Bentuk diskriminasi terhadap perempuan dalam dunia pekerjaan dialami oleh Hiroko ketika dia bekerja sebagai pembantu rumah tangga untuk kedua kalinya. Hiroko mengalami perilaku diskriminasi berupa kekerasan secara seksual oleh majikan laki-lakinya. Bentuk diskriminasi terhadap perempuan dalam masyarakat adalah berupa anggapan masyarakat pada umumnya terhadap perempuan berupa perilaku diskriminasi dalam subordinasi dan stereotype yakni kedudukan perempuan jauh dari kedudukan laki-laki baik dari tata cara adat dan hukum.
Tidak tersedia versi lain